ZMedia

Pendapatan XLSmart Naik tapi Beban Operasional Membengkak Pascamerger

ArenaTekno - PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk mencatat kinerja positif di kuartal kedua (Q2) 2025, periode pertama setelah proses merger rampung. Meski pendapatan melonjak, beban operasional perusahaan juga meningkat sebagai konsekuensi konsolidasi. XLSmart membukukan pendapatan Rp 10,50 triliun pada Q2 2025, naik 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Normalized EBITDA tercatat Rp 4,97 triliun dengan margin 47%, sementara laba bersih yang dinormalisasi mencapai Rp 313 miliar. Secara semester pertama 2025, total pendapatan mencapai Rp 19,10 triliun.


Dilansir dari Presiden Direktur & CEO XLSMART, Rajeev Sethi, menyebut kuartal kedua ini sebagai tonggak penting pasca bergabungnya XL Axiata dan Smartfren. Ia menegaskan perusahaan harus menghadapi kompetisi industri yang ketat sekaligus menjaga operasional agar layanan pelanggan tetap stabil.

 

XL Smart/Shutterstock
 

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan pada tahun 2024.

Berikut adalah poin-poin penting dari kinerja keuangan XL Axiata di tahun 2024:

  • Pendapatan: Pendapatan XL Axiata tumbuh sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY), mencapai Rp34,40 triliun.

  • Laba Bersih: Laba bersih melonjak hingga 45% YoY, mencapai Rp1,85 triliun.

  • EBITDA: EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) juga meningkat 13% YoY, menjadi Rp17,88 triliun.

  • Pendapatan Data dan Digital: Kontribusi pendapatan dari layanan data dan digital mencapai 92% dari total pendapatan, dengan nilai sebesar Rp31,58 triliun.

  • ARPU (Average Revenue Per User): ARPU meningkat menjadi Rp43 ribu, didorong oleh kenaikan trafik data sebesar 9% YoY.

Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas layanan, memperluas infrastruktur jaringan, dan mengendalikan biaya operasional, meskipun menghadapi tantangan ekonomi.

Perlu dicatat bahwa XL Axiata dan Smartfren sedang dalam proses merger, dan perusahaan hasil merger ini akan dinamai "XL Axiata" (EXCL) dengan sub-brand "XL Smart." Peningkatan kinerja ini menjadi salah satu faktor penting dalam proses merger tersebut.

Sejak merger resmi antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) pada April 2025, operasional perusahaan berfokus pada strategi sinergi dan efisiensi untuk memperkuat posisinya di pasar telekomunikasi Indonesia.

Berikut adalah poin-poin utama terkait operasional XLSmart pasca-merger:

1. Sinergi Jaringan dan Infrastruktur

    Optimalisasi BTS: Salah satu tujuan utama merger adalah mengoptimalkan infrastruktur jaringan, khususnya menara Base Transceiver Station (BTS). Diperkirakan 20%-30% lokasi menara yang tumpang tindih akan dinonaktifkan setelah integrasi selesai. Hal ini akan menghasilkan penghematan biaya dan peningkatan efisiensi.

    Spektrum Frekuensi yang Lebih Luas: Penggabungan ini memberikan XLSmart spektrum frekuensi yang lebih lebar, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kecepatan internet dan mempercepat implementasi layanan 5G.

    Peningkatan Kualitas Layanan: Dengan jaringan gabungan, XLSmart menargetkan peningkatan konektivitas, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya memiliki akses terbatas. Pemerintah juga menetapkan kewajiban bagi XLSmart, seperti peningkatan kecepatan unduh dan penambahan BTS baru di daerah terpencil.

2. Strategi Produk dan Pelanggan

    Tiga Merek Tetap Beroperasi: XLSmart memutuskan untuk tetap mempertahankan tiga merek utama mereka: XL, Smartfren, dan Axis. Ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak opsi produk dan bundling yang bervariasi kepada pelanggan.

    Fokus pada Pelanggan: Dengan total pelanggan gabungan sekitar 94,5 juta, XLSmart berupaya meningkatkan layanan dan produk yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, termasuk layanan Fixed Mobile Convergence (FMC) dan solusi digital untuk UMKM serta korporasi.

    Inovasi Layanan: Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan inovasi baru, seperti layanan berbasis Internet of Things (IoT), smart city, dan solusi bisnis digital lainnya, memanfaatkan skala dan sumber daya yang lebih besar.

3. Aspek Keuangan dan Manajemen

    Nilai Sinergi: Merger ini diproyeksikan akan menghasilkan nilai sinergi pra-pajak sebesar US$300-400 juta per tahun.

    Struktur Manajemen: Setelah merger, manajemen baru yang terdiri dari perwakilan dari Axiata dan Sinar Mas (pemegang saham utama) akan memimpin perusahaan.

    Keberlanjutan Karyawan: Pemerintah menekankan pentingnya keberlanjutan tenaga kerja pasca-merger dan memastikan tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak dari penggabungan ini.

Toko Topik Hasil Tani Kebon Randu, menyediakan berbagaimacam pupuk dan hingga obat-obatan hingga prasarana pertanian. Selain itu juga lokasinya sangat strategis yang berada didesa skarmulya. Selain itu juga akses jalannya begitu mudah. Disamping itu pula terdapat selang mesin sedot muulai dari 2 inci, 2,5 nci hingga ada yang tiga inci hingga besar. Best sellernya itu sebesar 3 inci.

Secara keseluruhan, operasional XLSmart diarahkan untuk memaksimalkan potensi dari merger ini, mulai dari efisiensi biaya operasional, peningkatan kualitas dan cakupan jaringan, hingga pengembangan produk dan layanan baru untuk memperkuat posisi sebagai salah satu pemain utama di industri telekomunikasi Indonesia. (Advertorial)

Arena Tekno
Arena Tekno Prasetio Budi Guno

Post a Comment for "Pendapatan XLSmart Naik tapi Beban Operasional Membengkak Pascamerger"

Advertisement

Advertisement
Advertisment

Advertisment